//Harga Beras Naik: Pemerintah Intervensi Pasar Stabilkan Pasokan

Harga Beras Naik: Pemerintah Intervensi Pasar Stabilkan Pasokan

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah merilis laporan capaian kinerja tahun 2023, menyoroti kemajuan signifikan dalam upaya mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Laporan ini secara komprehensif merinci berbagai inisiatif strategis dan keberhasilan yang telah dicapai di sektor energi, khususnya dalam mendorong transisi menuju energi bersih dan peningkatan pemanfaatan energi terbarukan di seluruh penjuru Indonesia.

Pencapaian Kunci dalam Peningkatan EBT

Peningkatan bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) menjadi pilar utama strategi transisi energi nasional. Pada tahun 2023, bauran EBT mencapai 13,09%, sedikit di bawah target 17,9%. Meskipun demikian, terjadi peningkatan kapasitas pembangkit EBT terpasang sebesar 596,2 MW, membawa total kapasitas terpasang menjadi 13.155 MW. Peningkatan signifikan ini didorong oleh berbagai proyek strategis, salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata 192 MWp. PLTS Cirata kini dikenal sebagai fasilitas terapung terbesar di Asia Tenggara dan telah beroperasi secara komersial, menjadi simbol kemajuan Indonesia dalam energi surya.

Selain itu, pemerintah gencar menyediakan akses energi bersih bagi masyarakat. Sepanjang 2023, sebanyak 14.120 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTS Atap) telah terpasang, dengan total kapasitas 139,78 MW. Angka ini menegaskan komitmen pemerintah untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam transisi energi, mengubah rumah tangga menjadi produsen energi. Program prioritas lain mencakup penyediaan 42 unit PLTS Terpusat berkapasitas 2.450 kWp yang khusus dialokasikan untuk daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), serta pembangunan 7 unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dengan total kapasitas 765 kWp, memastikan pemerataan akses energi.

Strategi Dekarbonisasi dan Pengembangan Infrastruktur Hijau

Dalam upaya mempercepat transisi energi, Kementerian ESDM meluncurkan beragam inisiatif strategis. Salah satu program unggulan adalah konversi kendaraan bermotor berbahan bakar minyak (BBM) ke listrik. Pada 2023, sebanyak 15.632 unit motor listrik berhasil dikonversi, melampaui target awal 10.000 unit. Seiring dengan itu, pengembangan ekosistem kendaraan listrik juga terus diperkuat melalui penambahan infrastruktur pendukung. Hingga akhir tahun, jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) mencapai 1.299 unit dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) sebanyak 1.760 unit, memudahkan adopsi kendaraan listrik oleh masyarakat.

Dekarbonisasi di sektor industri juga didukung oleh program co-firing biomassa pada 43 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Program ini berhasil memanfaatkan 1,04 juta ton biomassa, mengurangi emisi karbon sebesar 1,06 juta ton CO2, dan menghasilkan penghematan devisa Rp 643 miliar. Selain itu, pengembangan bahan bakar nabati (BBN) terus digalakkan. Implementasi B35 (campuran 35% biodiesel dengan 65% solar) sepanjang 2023 sukses menekan emisi gas rumah kaca sebesar 34,9 juta ton CO2 dan berkontribusi pada penghematan devisa negara sekitar Rp 167,76 triliun, menunjukkan potensi besar BBN dalam energi nasional.

Kinerja Sektor Sumber Daya Fosil dan Tantangan Masa Depan

Di tengah fokus transisi energi, sektor mineral dan batu bara (minerba) serta minyak dan gas bumi (migas) juga mencatat kinerja positif dan strategis. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor ESDM mencapai Rp 170,95 triliun, melampaui target Rp 159,3 triliun. Angka ini tidak hanya menunjukkan kinerja fiskal yang kuat, tetapi juga menegaskan kontribusi signifikan sektor ini terhadap pendapatan negara.

Dalam rangka mendukung dan memperkuat industri hulu migas, Kementerian ESDM menandatangani 12 kontrak kerja sama pada 2023. Sebanyak 5 wilayah kerja baru berhasil dilelang, dan 3 kontrak kerja sama eksplorasi telah diteken. Langkah-langkah ini diharapkan dapat secara berkelanjutan meningkatkan cadangan migas nasional dan mendukung ketahanan energi jangka panjang. Selain itu, upaya pemerintah dalam menyediakan akses energi bersih dan terjangkau bagi masyarakat diwujudkan melalui pembangunan 103.744 sambungan rumah (SR) jaringan gas rumah tangga, melampaui target 70.000 SR.

Meski berbagai capaian positif telah diraih, transisi energi masih menghadapi tantangan besar yang kompleks. Ini termasuk kebutuhan investasi yang masif, pengembangan teknologi inovatif, dan keselarasan regulasi. Menteri ESDM, Arifin Tasrif, secara konsisten menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan dukungan regulasi yang kuat untuk mencapai target NZE 2060. Beliau juga menyoroti aspek krusial untuk memastikan keadilan dan keterjangkauan energi bagi seluruh lapisan masyarakat selama proses transisi.

“Transisi energi ini bukan hanya tentang mengganti sumber energi, tetapi juga tentang menciptakan ekosistem energi yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan berkeadilan. Kami berkomitmen untuk terus mendorong inovasi dan investasi di sektor energi terbarukan,” kata Arifin Tasrif.

Pemerintah menargetkan bauran EBT mencapai 17,9% pada 2024, didukung oleh percepatan proyek EBT dan implementasi kebijakan yang pro-lingkungan. Dengan memanfaatkan potensi energi terbarukan yang melimpah, didukung oleh inovasi teknologi yang berkelanjutan, serta partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan, Indonesia diharapkan semakin dekat mencapai target Net Zero Emission 2060 dan mewujudkan masa depan energi yang lebih hijau.

  • Peningkatan bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) mencapai 13,09% pada 2023, dengan total kapasitas terpasang 13.155 MW, termasuk PLTS Terapung Cirata 192 MWp.
  • Akses energi bersih diperluas melalui pemasangan 14.120 unit PLTS Atap dan penyediaan PLTS Terpusat serta PLTMH di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).
  • Inisiatif dekarbonisasi meliputi konversi 15.632 motor listrik, penambahan SPKLU/SPBKLU, program co-firing biomassa pada PLTU, dan implementasi B35.
  • Sektor minerba dan migas berkontribusi signifikan dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp 170,95 triliun, penandatanganan 12 kontrak migas, serta pembangunan 103.744 sambungan jaringan gas rumah tangga.
  • Transisi energi menghadapi tantangan seperti kebutuhan investasi masif dan pengembangan teknologi, menekankan pentingnya kolaborasi dan keadilan energi.
  • Pemerintah menargetkan bauran EBT mencapai 17,9% pada 2024, sebagai langkah konkret menuju pencapaian Net Zero Emission 2060.